Senin, 12 Januari 2009

TUGAS : FEATURE "Budidaya Tanaman Adenium Arabicum"

Budidaya Tanaman Adenium Arabicum

Untuk bisa membudidaya Adenium, kita mesti bisa mengenal sifat tanaman. Ada banyak jenis Adenium dan kita juga mesti kenal dengan jenis-jenis tanaman ini.Untuk sifat adenium selalu berkaitan dengan asal-usul kondisi dimana (setiap) tanaman berasal. Ada 3 sifat utama dari Adenium, tidak menyukai air, perlu sinar matahari yang penuh dan menyukai media porous. Ini karena Adenium disebut mawar gurun yang identik dengan panas, jarang air dan kondisi tanah yang porous.

Inilah 3 hal yang paling dasar untuk bisa membudidayakan adenium. Setelah mengenal sifat adenium, maka hal lain yang perlu diketahui adalah perawatan adenium yang tepat. Memberi pupuk yang secukupnya, menyiram dengan tidak berlebihan, pemangkasan, mengenal hama tanaman dan obat-obat pembasmi hama. Lalu kita juga mesti mengetahui obat apa yang cocok untuk pertumbuhan hormone adenium. Hal terakhir yang perlu dipahami adalah pembibitan dan pembuahan adenium. Pembuahan baru terjadi setelah tanaman adenium mulai berbunga dan bibit bisa didapat dari hasil kawin. Perawatan setelah tumbuhnya biji adenium sama halnya dengan merawat adenium dewasa.

Saat ini, penggemar Adenium mengarah pada tampilan yang menyerupai gaya bonsai dengan keunggulan bentuk bonggol dan tajuk-tajuk batangnya yang indah. Bonggol batang bawah yang melekuk, tajuk rapi tanpa daun, dan bunga berwarna cantik kini dambaan setiap penggemar Adenium arabicum. Sosok unik seperti ini layak dikagumi dan tak jarang mengundang decak kagum yang melihatnya.

Adenium Arabicum

Jenis adenium bonggol yang banyak diperdagangkan adalah jenis arabicum karena adenium ini seringkali digunakan sebagai batang bawah. Adenium arabicum termasuk jenis langka. Penampilannya sangat eksotis lantaran batangnya besar dengan banyak cabang. Tidak heran jika arabicum kini menjadi buruan para adenium maniak. Apalagi bentuknya yang kerdil atau kuntet.

Dengan sosok kuntet dan banyak cabang pendek pada bonggol bawahnya yang gemuk, arabicum sangat menarik dan kelihatan klasik. Dengan kekuntetannya tersebut Arabicum ini tidak membentuk cabang-cabang yang tinggi, tapi bonggol bawahnya akan melebar dengan kerutan-kerutan yang mengesankan hingga terlihat semakin eksotis. Bahkan karakter arabicum ini bisa jadi penentu dan tolok ukur kualitasnya.

Untuk membuat arabicum bergaya bonsai tersebut, pemula bisa memulai dari biji ataupun membeli anakan adenium dengan diameter bonggol sekitar 20 cm. Untuk membeli anakan, disarankan pilih tanaman yang sudah membentuk minimal lima cabang simetris dan berbentuk mahkota dengan bonggol bawah (coudex) yang gemuk dengan cabang batang berwarna hijau. Setelah enam bulan, bentuk coudex akan lebih stabil Tinggal bagaimana untuk menjadikan besar dengan kekerdilannya sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhannya nanti.

Agar Arabicum Bertajuk Indah

Agar penampilan arabicum tampak indah dengan bunga yang tidak berantakan, sering-sering melakukan pemangkasan (pruning). “Pruning ini menjadi salah satu pemicu munculnya tajuk baru, bunga, mempercepat pembesaran bonggol bawah dan bertujuan untuk memotong siklus hidup hama yang kerap menyerang daun adenium. Namun sebelum melakukan pruning, pemilik harus memastikan terlebih dahulu tanaman tersebut dalam kondisi yang benar-benar sehat, media tanamnya subur, dan sudah cukup umur atau minimal 6 bulan. Tanaman sehat bisa dilihat dari kondisi daun dan batang yang tampak segar dan kokoh. Bila daunnya dipangkas, batang, bonggol bawah maupun cabangnya akan menghasilkan tunas baru lebih dari satu. Dari cabang yang sudah tua pun akan muncul bunga-bunga baru.

Pemangkasan bisa dilakukan secara manual dengan tangan. Caranya, petik (rompes) semua daun yang ada di cabang. Namun akan lebih aman bila menggunakan gunting yang tajam dan steril. Pemangkasan dengan tangan seringkali menjadi penyebab kegagalan, sebab luka dari pemangkasan bisa membusuk dan merembet ke bagian cabang. Saat pemangkasan sebaiknya pagi atau sore hari. Setelah pemangkasan daun, semprotkan fungsida yang sudah dicairkan dalam sprayer ke bekas-bekas pemotongan. Ini untuk menghindarkan cendawan yang bisa membusukkan batang tanaman akibat luka dari pemotongan tersebut.

Usai dipangkas, tanaman bisa langsung ditempatkan pada ruang terbuka agar luka segera kering. Dalam waktu tiga minggu kemudian, muncul tunas-tunas baru di bonggol. Kecuali pemangkasan, lakukan pula pemupukan secara teratur dengan pupuk organik/kandang dua bulan sekali. Jika menggunakan pupuk kimia sebulan sekali atau kalau memanfaatkan pupuk yang slow release semacam Dekastar, cukup empat bulan sekali. Tindakan perawatan lainnya adalah membersihkan kebun dan tanaman dari sampah dan rumput liar untuk menghindari sumber hama dan penyakit. Kelembapan media tanam dan lingkungan juga penting dijaga karena media tanam yang terlalu lembap menjadi penyebab penyakit mudah masuk. Tempatkan pot-pot tanaman di bawah sinar matahari penuh dengan jarak paling tidak 25 cm agar pertumbuhannya tidak terganggu. .

Tanaman adenium tidak mau berbunga disebabkan karena Terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan tanaman dengan kondisi ruang lingkungan pot yang ada. Akar-akarnya sudah semakin besar dan lebat, batangnya juga makin membesar, sementara kondisi ruang gerak-hidup dan ketersediaan nutrisi amat terbatas. Akar-akar tadi telah memenuhi bagian atas media. terjadilah persaingan berebut hara. Berebut ruang gerak-hidup. Berebut sinar matahari. Akhirnya jumlah daun makin sedikit, tumbuhnya lambat, layu, dan akhirnya menguning. Pertumbuhan tunas dan cabang juga sangat lambat.


meski pemupukan rajin dilakukan, namun media tanam yang sudah tua, membuatnya tak layak lagi mengolah nutrisi. Pendek kata, media tanamnya sudah rusak. Jadi, dipupuk dengan pupuk apa saja, dan sebanyak apa pun, tidak akan menyuburkan tanaman. Solusinya, media tanam itu perlu diganti. Lakukan repotting, ganti pot lama dengan pot baru, termasuk media tanamnya.

Langkah-langkah cara melakukan repotting adenium

1. Siapkan Pot Baru

Pilih pot baru dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan pot lama. Jangan lupa untuk memilih pot bonsai agar bonggol adenium terlihat indah di atas media. Bentuk pot ada yang bundar, ada pula yang oval. Perhatikan jarak antara bibir pot dengan pangkal batang, yang ideal sekitar 8 - 10 cm. Dengan jarak selebar itu, di samping gerakan akar lebih leluasa, juga lebih indah dipandang.

2. Ganti Media Tanam

Adenium termasuk tanaman zerofit. Artinya, cocok hidup di daerah kering. Untuk itu, ia membutuhkan media yang berongga (porous). Itu berarti, adenium tidak menyenangi media yang kuat mengikat air. Bisa-bisa akarnya malah membusuk. Jadi, gunakan media porous antara lain coco peaf (serbuk sabut kelapa), arang sekam padi, pasir kasar, pecahan arang kayu, pecahan batu apung, dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah matang.

Tersedia sekurang-kurangnya 3 pilihan media sebagai berikut: (a) Campuran pecahan batu apung berdiameter 0,25-0,50 cm, lalu arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1, (b) Campuran pasir kasar, arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1; dan (c) Campuran pasir kasar, coco peaf dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Jangan lupa, dasar pot diberi arang kayu kira-kira seperempat tinggi pot agar air tidak mampat. Barulah kemudian media tanam dimasukkan ke dalam pot baru hingga memenuhi setengah dari tinggi pot.

3. Keluarkan dari Pot Lama

Keluarkan tanaman adenium dari dalam pot lama. Caranya, siramlah tanaman, lalu dinding pot diketuk-ketuk melingkar. Setelah itu, jungkirkan posisinya sembari menahan tanaman. Yang penting, jaga jangan sampai tanaman rusak, misalnya akarnya terputus.
Siram akar-akarnya hingga tanah yang menempel jadi larut. Lalu, potong akar-akar yang sudah tua, tapi sisakan sekitar 2 - 3 cm. Gunakan gunting tajam agar tidak mengotak jaringan akar.

4. Rendam Pestisida

Akar yang sebagian dipotong, tentu akan meninmbulkan luka. Nah, dari luka itulah ada kemungkinan akan memicu tumbuhnya jamur. Jadi, bagian akar dan bonggol tanaman tersebut direndam dalam pestisida guna menolak datangnya jamur. Misalnya dengan pestisida Agrimex, Mansote, atau Dagonil. Perendaman cukup 15 menit.

5. Tanam Pot Baru

Sesudah direndam pestisida, batang adenium diangkat, lantas dimasukkan ke dalam pot baru yang telah disiapkan. Tutup dengan media tanam yang masih tersisa hingga setinggi leher pot. Berikutnya, tanaman adenium disiram air bersih.

Usai repotting, tanaman adenium sebaiknya diletakkan di tempat teduh dan terlindung dari hujan. Pasalnya, adenium yang baru saja direpotting biasanya cukup rentan terhadap perubahan cuaca. Setelah sekitar 2 minggu, adenium boleh diletakkan di tempat yang terbuka atau panas.

Beberapa hama yang sering ditakutkan oleh para hobis tanaman adenium dan saat ini banyak menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tanaman adenium yaitu

1. Spider Myte

Orang menyebutnya laba-laba merah (Spider Myte). Ia sejenis tungau yang amat kecil dan warnanya merah. Sasaran pokoknya daun-daun adenium. Akibatnya, daun menjadi layu, pucat, lalu berubah cokelat. Selanjutnya, daun menjadi keriting dan rontok, dan bila dibiarkan tanaman bisa mati.

Jika serangan masih ringan, cepat-cepat singkirkan tanaman yang diserang. Atau pangkas daun-daun yang sudah dilahap laba-laba merah. Namun, jika serangan sudah berat, semprot dengan pestisida, seperti Omnite atau Kelthane. Dosis dan frekuensi penyemprotan sesuai petunjuk yang ada. Atau disemprot tiga kali seminggu, dengan dosis setiap penyemprotan 1 cc per 1 liter air.

2. Fungus Gnats

Nama kerennya Fungus Gnats, namun juga akrab dipanggil lalat hitam. Hama lalat ini amat kecil. Saat masih wujud larva, ia merusak akar dan batang adenium. Setelah dewasa berupa lalat, bidikannya lebih tertuju pada kuncup bunga adenium sebelum bunga itu mekar. Tandanya, ada bintik-bintik hitam di seputar kuncup bunga, lalu kuncup itu membusuk. Kalau sudah begini, atasi dengan pestisida Benlate atau Dithane, dengan dosis 1 cc per 1 liter air. Lakukan saban hari sampai lalat hitam itu punah.

3. Mealybug

Hama Mealybug adalah kutu kecil berwarna putih. Jika diamati, mirip tepung putih ketika sudah menyebar. Biasanya, Mealybug menyerang daun dengan cara mengisap cairan daun tersebut. Lama kelamaan, daun pun rusak dan pertumbuhan tunas terhenti. Akhirnya, daun-daun rontok, tanaman mati.

Ada baiknya serangan kutu putih ini dipantau sejak dini. Bila serangan masih ringan, segera potong daun-daun yang terserang, lalu bakar. Namun, jika serangan sudah menghebat, semprot dengan pestisida, seperti Malathion, Dimacide, atau Pegasus dengan dosis dan frekuensi penyemprotan sesuai petunjuk pada label.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar